Forum Bebas Regent Renaldo
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Mengasah Kemampuan Diri

Go down

Mengasah Kemampuan Diri Empty Mengasah Kemampuan Diri

Post  Manusia_Sederhana 2/6/2011, 11:01 am

Bagi sebagian orang, masa liburan tentu menjadi momen yang menyenangkan. Namun, jangan lupa, liburan bukanlah saat untuk bermalasan. Setelah sekian lama bekerja atau belajar, liburan harus membawa makna agar dapat menggelorakan semangat saat kembali menunaikan tugas kita.

Mari, jadikan masa liburan atau istirahat kita kali ini sebagai masa penjernihan hati dan melapangkan jiwa, serta mengasah kemampuan diri, sehingga pikiran pun akan semakin tajam! Nantinya, saat bekerja atau belajar kembali, akan lahir karya-karya inovatif dan hasil yang lebih maksimal. Dengan begitu, kita akan selalu bisa mempersembahkan yang terbaik bagi diri dan sekitar kita.

Khusus untuk timnas sepak bola Indonesia yang akan bertanding pada Rabu (29/12) malam ini: Garuda di "darah"ku! Timnas Indonesia, selamat bertanding secara kesatria dan sportif, serta tanpa terpancing emosi. Mari, kita percayakan pada ramuan strategi pelatih. Dengan mental Garuda di "darah"ku, dan dukungan suporter yang panas namun santun, semoga malam ini Timnas Indonesia mampu menciptakan kejutan "Sukses luar biasa"!!

Salam hangat,

Andrie Wongso



‎Saat tujuan tidak tercapai, jangan berpikir bahwa kita "gagal" & "tidak akan sukses". Apa pun hasilnya, pasti lebih baik daripada menyerah. Perkuat mental, bangkit lagi! Salam sukses, Luar Biasa!!
Motivasi


Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, maka calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.
Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.



Hari pertama bekerja, ia berhasil merobohkan delapan batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus. "Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu selama ini. Teruskan bekerja seperti itu."

Karena sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi. Tetapi dia hanya berhasil merobohkan tujuh batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tapi hasilnya tetap tidak memuaskan, bahkan mengecewakan. Semakin bertambah hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan.

"Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?" pikir penebang pohon, merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap kepada sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, "Kapan terakhir kamu mengasah kapak?"

"Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu! Saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga," kata si penebang.

"Nah, di sinilah masalahnya. Ingat hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil maksimal. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama, tetapi tidak diasah. Kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bisa bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang, mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!" perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukkan kepala dan mengucap terima kasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.

Pembaca yang berbahagia,

Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, dan sibuk terus, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak, "mengasah" dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan spiritual.

Seperti pepatah Mandarin yang mengatakan istirahat bukan berarti berhenti, tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi. Tentunya istirahat kita seharusnya menjadi istirahat yang berkualitas dan bukan untuk bermalas-malasan. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan dinamis!

Salam sukses, luar biasa!

Manusia_Sederhana

Jumlah posting : 30
Join date : 02.06.11

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik